Kumpulan kutipan dari Steve Jobs
"Mengingat-ingat bahwa aku akan mati adalah alat yang paling penting yang pernah aku jumpai untuk membantuku membuat keputusan besar dalam hidup."
- Steve Jobs, 2005
REUTERS - Ketika Steve Jobs meninggal pada Rabu (5/10/2011) waktu Amerika, segera sejumlah ucapannya yang terkenal kembali dikenang orang. Berikut adalah kumpulannya:
Upacara Wisuda Stanford tahun 2005
“Mengingat-ingat bahwa aku akan mati adalah alat yang paling penting yang pernah aku jumpai untuk membantuku membuat keputusan besar dalam hidup. Karena nyaris semuanya, semua harapan dari luar, semua kebanggaan, semua ketakutan dan rasa malu atau kegagalan, semuanya akan musnah di hadapan maut, menyisakan apa yang penting saja. Mengingat-ingat bahwa kalian akan mati adalah cara terbaik yang saya tahu untuk terhindar dari perangkap bahwa kita akan kehilangan sesuatu. Kita semua telanjang. Tidak ada alasan untuk tak mengikuti hatimu.
Waktumu terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjadi orang lain. Jangan terjebak dengan dogma, yakni hidup dengan hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan riuhnya opini orang lain menenggelamkan suara hatimu.”
Konferensi Allthingsd tahun 2010
“Tidak ada yang lebih menggembirakan aku ketimbang mendapat email dari seseorang yang acak di alam semesta ini, yang baru saja membeli iPad di Inggris dan menceritakan kepadaku bahwa itu adalah produk terkeren yang pernah mereka bawa pulang ke rumah. Itulah yang membuat aku terus berjalan. Itu yang membuat aku terus berjalan lima tahun lalu, itu yang membuat aku terus berjalan 10 tahun lalu, ketika semua pintu nyaris tertutup. Itu juga yang akan membuat aku terus berjalan lima tahun ke depan, tak peduli apa yang akan terjadi.”
Wawancara dengan majalah Playboy tahun 1985
“Aku pikir aku belum pernah bekerja sekeras ini untuk sesuatu, tapi bekerja di Macintosh adalah pengalaman paling hebat dalam hidupku. Nyaris semua orang yang bekerja di sana akan bilang seperti itu. Tidak ada dari kami yang ingin melepaskannya. Sulit buat menerima bahwa seketika sesuatu lepas dari tangan, maka kita tidak aakn memilikinya lagi. Ketika kami akhirnya mempresentasikannya di depan rapat pemegang saham, semua orang di ruangan itu berdiri dan bertepuk tangan selama lima menit.
"Yang mengagumkan buat aku adalah aku bisa melihat tim Mac di beberapa baris terdepan. Sangat sulit, sampai tidak ada dari kami yang percaya bahwa kami akhirnya menyelesaikannya. Semua orang kemudian menangis.”
Peluncuran produk Apple Juni 2011
“Satu hal lagi...”
Wawancara dengan Business Week tahun 2004
“Inovasi datang ketika orang-orang bertemu di lorong atau ketika mereka saling memanggil untuk memberi tahu idenya pada pukul 10.30 malam, atau ketika mereka menyadari sesuatu bisa menambal lubang yang sudah kami pikirkan perihal suatu masalah. Rapat mendadak bisa dibuat ketika ada enam orang yang dipanggil seseorang yang berpikir kalau dia sudah menemukan hal terkeren dan dia ingin tahu pendapat orang lain tentang idenya.
(Inovasi) datang juga dari kata tidak kepada 1.000 hal untuk memastikan kami tidak menempuh jalan yang salah atau terlalu banyak melakukan sesuatu. Kami selalu berpikir tentang pasar baru yang bisa kami masuki, tapi itu cuma bisa dengan mengatakan tidak sehingga Anda bisa berkonsentrasi pada satu hal yang sangat penting.”
Wawancara dengan Majalah Fortune tahun 2000
“Posisiku saat aku kembali ke Apple adalah ketika industri ini sedang dalam koma. Ini mengingatkan saya kepada Detroit di tahun 1970-an, di mana mobil Amerika seperti kapal yang diberi roda.”
Komentar kepada reporter New York Times yang menanyakan kesehatannya tahun 2008
“Anda pikir aku arogan yang berpikir bisa menang dari hukum, dan aku pikir Anda seperti ember kotoran yang fakta-faktanya salah.”
Wawancara dengan Wired tahun 1996
“Teknologi bisa membuat hidup lebih mudah, bisa membuat kita menyentuh seseorang yang mungkin tidak terpikir. Anda bisa punya anak dengan cacat dari lahir dan bisa berhubungan dengan orang tua dan grup penyokong lain, memperoleh informasi medis dan uji coba obat terbaru. Hal-hal seperti itu bisa memengaruhi hidup secara mendalam. Aku tidak meremehkannya. Tapi terus menerus meletakannya secara radikal dengan harapan ini akan mengubah segalanya. Benda-benda tidak harus mengubah dunia jadi sesuatu yang penting.”
Diterjemahkan oleh Arya Perdhana
Jumat, 07 Oktober 2011
Kata - kata pendiri Apple
Label: artikelSenin, 03 Oktober 2011
9 Aktor yang menolak peran besar
Label: artikelTerjemahan oleh Yogi Cerdito
Tidak mudah bagi seorang pemain film untuk memilih karakter yang akan dimainkannya. Dia harus jeli menemukan cerita, berharap sutradara dan para pemain lainnya juga berbakat, dan yang terpenting, semoga penonton menyukai film dan karakter yang dimainkannya.
Ada beberapa pemain film Hollywood yang salah mengambil keputusan untuk ikut serta dalam sebuah film, yang berujung pada penurunan ketenaran dan penyesalan. Ini dia!
Julia Roberts
Jika saja bintang “Pretty Woman” ini tidak menganaktirikan pasar komedi romantis, Julia Roberts masih bisa menjadi bintang melalui film “Sleepless in Seattle”, “Shakespeare in Love” dan “While You Were Sleeping”. Ketenarannya terpaksa diambil alih oleh Meg Ryan, Gwyneth Paltrow dan Sandra Bullock. Bukan itu saja, Julia pun menolak ajakan bermain di film thriller erotis “Basic Instinct” yang membawa harum nama Sharon Stone di tahun 1992.
Bruce Willis
Popularitas Bruce Willis akan lebih baik jika saja dia tidak menolak menjadi hantu di film “Ghost” yang akhirnya diperankan Patrick Swayze. Mungkin dia menyadari kesalahannya itu, sehingga rela bermain di “The Sixth Sense”.
David Schwimmer
Serial televisi “Friends” sangat terkenal di tahun ‘90-an, dan sejak itu semua pemeran selalu mendapat tawaran bermain di film-film. Sayang sekali, Schwimmer harus menelan ludah karena dia menolak berperan sebagai J, agen muda dalam film “Men in Black”. Menurutnya peran itu bukan untuknya, dan memberikan kesempatan untuk Will Smith mengambil alih. Sayangnya, justru berawal dari J, kemampuan berakting Will Smith tersebar ke seluruh dunia.
Sir Sean Connery
Aktor Skotlandia ini membuat beberapa kesalahan dalam memilih film yang dimainkannya. Ini fatal karena seharusnya dia berkesempatan menjadi bagian dalam dua film berseri terbesar dalam sejarah.
Sebenarnya Connery merupakan aktor pertama yang ditawari berperan sebagai Gandalf dalam “Lord of the Ring” sebelum diambil alih oleh Sir Ian McKellen. Entah apa yang menyebabkan dia berpikir untuk tidak mengambil peran ini. Mungkin dia tidak mengerti naskah yang diberikan.
Tidak hanya itu, tawaran menjadi Morpheus di “The Matrix” pun disia-siakannya karena dia tidak mengerti inti cerita film ini.
Ketakutan salah mengambil keputusan lagi, dia memutuskan berperan di “League of Extaordinary Gentleman” yang justru membuatnya pensiun dari dunia akting.
Will Smith
Sir Sean Connery ternyata bukan satu-satunya aktor yang bingung dengan naskah “The Matrix”. Will Smith melewatkan kesempatan berperan sebagai Neo, peran yang mengangkat nama Keanu Reeves.
Smith kemudian berdalih, “Anda tahu, ‘The Matrix’ adalah konsep yang sulit untuk dipahami. Saya melihat kemampuan Keanu, jika saya memerankannya, saya akan mengacaukan film itu. Saya tidak cukup pintar untuk memerankannya. Biarlah film dan sutradaranya yang bercerita.”
Joaquin Phoenix
Sebelum Joaquin Phoenix menuai pujian di “Gladiator”, dia sempat putus asa membuat prestasi di film layar lebar setelah penampilannya di “To Die For” beberapa tahun sebelumnya.
Selain menolak peran di film horor remaja “Scream”, dia pun tidak mengambil dua peran besar di tahun ‘90-an. Dia pernah bertemu dengan Paul Thomas Anderson untuk membicarakan peran utamanya di “Boogie Nights”. Ketika Anderson terpukau dengan Phoenix, sang aktor malah tidak yakin pada perannya sebagai aktor porno di film itu (akhirnya diberikan kepada Mark Wahlberg).
Sebenarnya ada kesempatan bagi Phoenix untuk memainkan tokoh Ed Norton dalam “American History X”. Namun karena dia tidak menyukai tokoh yang akan diperankan, dia pun menolak.
Alec Baldwin
Alec Baldwin harus puas hanya mengumpat ke Harrison Ford. Bintang serial “30 Rock” itu pernah ditawari memerankan Jack Ryan, analis CIA dalam thriller “The Hunt for Red October”. Karena dilaporkan takut tidak mendapat cukup box office untuk membawanya berperan sebagai James Bond, akhirnya ditunjuklah Ford untuk memerankan Jack Ryan.
Keadaan bertambah buruk saat dia menolak bermain sebagai Dr Richard Kimble dalam versi film dari serial yang terkenal tahun ’60-an “The Fugitive”, dan lagi-lagi jatuh ke tangan Ford.
Tom Hanks
Hanks sebenarnya mendapat tawaran menjadi pemeran utama di “Field of Dreams” dan “Shawshank Redemption”, namun ternyata dia tolak.
Keduanya sebenarnya mampu membuat Hank menjadi idola semua orang, namun akan seperti apakah “Jerry Maguire” jika Hanks memerankan tokoh sebagai agen olahraga yang arogan?
Kita tidak pernah tahu saat Camreon Crowe memilih pilihan keduanya saat Hanks menolak ajakan Crowe. Akhirnya, peran Tom Cruise pun tidak diragukan lagi.
Warren Beatty
Warren Beatty terlibat dalam film-film hebat, dan beberapa yang tidak (ada yang ingat “Dick Tracy”?). Bagaimanapun, dia tidak terlalu pintar memilih naskah. Menolak peran sebagai Burt Reynold dalam “Boogie Nights” dan tidak jadi bermain di film “Misery”. Dia juga melewatkan tokoh yang dimainkan Robert Redford dalam “The Sting” dan juga peran dari Gordon Gekko di “Wall Street”.
Tunggu, ada lagi. Beatty pun merasa bahwa peran sebagai Bill dalam “Kill Bill” karya Quentin Tarantino tidak tepat untuknya.